VOXSULUT – Kardiomiopati merupakan gangguan pada otot jantung yang bisa menyerang siapa saja, termasuk mereka yang rutin berolahraga. Meski tampak sehat, seseorang bisa saja menyimpan risiko besar tanpa gejala berarti. Oleh karena itu, penting untuk memahami kondisi ini lebih dalam.
“Baca Juga: Israel Siapkan Iron Beam, Senjata Laser Pendukung Iron Dome“
Apa Itu Kardiomiopati?
Kardiomiopati mengacu pada gangguan yang memengaruhi struktur dan fungsi otot jantung. Kondisi ini dapat mengganggu kemampuan jantung memompa darah secara efektif. Ada beberapa jenis kardiomiopati yang perlu Anda kenali:
-
Hipertrofik kardiomiopati (HCM): Otot jantung menebal dan mengganggu aliran darah.
-
Dilated cardiomyopathy (DCM): Ruang jantung melebar dan ototnya melemah.
-
Arrhythmogenic right ventricular cardiomyopathy (ARVC): Otot jantung tergantikan oleh jaringan lemak atau parut.
Setiap jenis memiliki risiko komplikasi serius jika tidak terdeteksi lebih awal.
Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru ulasan, rekomendasi, dan seputar dunia hiburan, teknologi dan kesehatan baik lokal, nasional, maupun internasional, kamu bisa join di Channel WA VoxSulut.com dengan KLIK DI SINI.
Gejala yang Sering Terabaikan
Banyak penderita kardiomiopati tampak bugar dan aktif. Namun, mereka sering mengalami gejala seperti detak jantung tidak teratur, kelelahan ekstrem, nyeri dada, atau pingsan tiba-tiba. Dalam beberapa kasus, serangan jantung mendadak terjadi saat berolahraga intens.
Dr. Tang Hak Chiaw, Konsultan Senior Kardiologi dari Novena Heart Centre Singapura, menyebut bahwa pasien muda aktif justru menjadi kelompok rentan. Mereka sering datang setelah mengalami kejadian yang mengejutkan tanpa keluhan sebelumnya.
Faktor Genetik Perlu Diwaspadai
Menurut Dr. Tang, kardiomiopati bisa bersifat genetik. Artinya, seseorang dapat mewarisi gen yang memicu gangguan ini meski tidak merasakan gejala selama bertahun-tahun. Riwayat keluarga dengan penyakit jantung menjadi penanda penting untuk melakukan skrining dini.
Ia menekankan pentingnya diagnosis yang cepat dan tepat, terutama untuk atlet atau orang muda yang menjalani aktivitas fisik dengan intensitas tinggi.
Peran Diagnosis dan Kolaborasi Medis
Deteksi jenis kardiomiopati secara spesifik sangat penting karena penanganannya berbeda tergantung jenis dan tingkat keparahannya. Dr. Tang menyarankan evaluasi menyeluruh jika seseorang menunjukkan gejala yang mencurigakan atau memiliki riwayat keluarga.
Kolaborasi antara pasien, keluarga, dan dokter menjadi kunci dalam pencegahan dan pengelolaan gangguan ini. Skrining seperti EKG, echocardiogram, atau MRI jantung dapat membantu menemukan masalah sejak dini.
Mengapa Olahragawan Harus Lebih Hati-Hati?
Olahraga memang bermanfaat, tetapi penting untuk memahami batas kemampuan tubuh. Dokter harus segera memeriksa gejala seperti nyeri dada saat beraktivitas, pingsan, atau detak jantung yang sangat cepat. Olahraga berat dalam kondisi tidak terdiagnosis bisa memicu gangguan irama jantung yang mematikan.
Beberapa kasus kardiomiopati terdeteksi setelah seseorang jatuh pingsan saat berlari atau mengalami denyut jantung tinggi tanpa sebab yang jelas. Dalam situasi seperti itu, dokter harus segera melakukan pemeriksaan jantung secara menyeluruh.
Kesimpulan: Kenali Risiko, Cegah Lebih Awal
Kardiomiopati sering kali tidak menunjukkan tanda-tanda awal yang jelas. Namun, kondisi ini bisa menyebabkan dampak fatal jika seseorang tidak segera menangani atau mengobatinya. Bagi Anda yang rutin berolahraga, terutama jika memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung, lakukan pemeriksaan rutin dan waspadai gejala sekecil apa pun.
Mengenali gangguan ini lebih awal dapat menyelamatkan nyawa dan memastikan aktivitas olahraga tetap aman dan menyehatkan.
“Baca Juga: Emiliano Martinez Dilirik Amorim, MU Siap Bergerak?“






