VOXSULUT – Lonjakan kasus Covid-19 kembali terjadi di beberapa negara Asia Tenggara dalam beberapa pekan terakhir.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan varian baru SARS-CoV-2 bernama NB.1.8.1 atau Nimbus sebagai varian dalam pemantauan.
Hingga akhir Juni 2025, pihak berwenang telah melaporkan varian ini di 22 negara.
Kementerian Kesehatan belum mencatat peningkatan signifikan di Indonesia, tetapi masyarakat mulai banyak mengeluhkan gejala seperti batuk dan pilek.
Jumlah tes Covid-19 yang masih rendah membuat petugas sulit mendata kasus secara akurat.
Oleh karena itu, masyarakat sebaiknya tetap waspada tanpa menunggu pengumuman resmi.
“Baca Juga: Google Rilis Doppl, Coba Baju Virtual dengan AI“
Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru ulasan, rekomendasi, dan seputar dunia hiburan, teknologi dan kesehatan baik lokal, nasional, maupun internasional, kamu bisa join di Channel WA VoxSulut.com dengan KLIK DI SINI.
Faktor Penyebab Potensi Kenaikan Kasus
Fitria Nurul Hidayah, dosen FKIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, menyampaikan beberapa penyebab utama kenaikan kasus.
Menurutnya, masyarakat kini lebih bebas bergerak setelah pandemi, namun banyak yang mengabaikan protokol kesehatan.
Banyak orang mulai meninggalkan kebiasaan memakai masker dan mencuci tangan.
Sementara itu, efektivitas vaksin yang mereka terima dua tahun lalu terus menurun.
Mereka yang belum menerima dosis booster juga lebih rentan terpapar.
Kombinasi faktor-faktor ini memperbesar risiko penyebaran varian baru di masyarakat.
Data Terbaru dari Kementerian Kesehatan
Fitria menjelaskan bahwa tren kasus di Indonesia memang menurun dalam beberapa pekan terakhir.
Pada pekan ke-19, terdapat 28 kasus. Pekan berikutnya, hanya tercatat 3 kasus.
Tingkat positif Covid-19 nasional juga cukup rendah, yaitu 0,59 persen.
Namun, pemerintah pusat dan daerah sudah menerbitkan surat edaran kepada seluruh Dinas Kesehatan sebagai bentuk kewaspadaan.
Langkah ini dilakukan karena munculnya varian baru MB.1.1 yang masih satu keluarga dengan Omicron.
Varian ini sangat mudah menular, meski gejalanya umumnya ringan.
Langkah Pencegahan yang Disarankan Pakar
Fitria mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik.
Namun, semua orang tetap perlu menjalankan protokol kesehatan secara disiplin.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan meliputi:
-
Menggunakan masker di tempat ramai dan fasilitas kesehatan.
-
Menghindari bepergian jika sedang tidak enak badan.
-
Segera mendapatkan vaksin booster jika belum.
Selain itu, menjaga daya tahan tubuh juga penting.
Masyarakat bisa melakukannya dengan mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, dan istirahat cukup.
Jika perlu, konsumsi suplemen atau vitamin tambahan bisa membantu.
Etika batuk juga perlu diperhatikan.
Setiap orang harus menutup mulut dan hidung saat bersin atau batuk.
Gunakan tisu sekali pakai dan langsung buang ke tempat sampah tertutup.
Setelah itu, cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir.
“Baca Juga: Garnacho Pakai Jersey Aston Villa, Bikin MU Geram“
Pemerintah Perlu Siapkan Langkah Strategis
Fitria juga mengingatkan pemerintah untuk belajar dari pandemi sebelumnya.
Ia menyarankan agar pemerintah mengalokasikan anggaran untuk riset vaksin buatan dalam negeri.
Langkah ini bisa membuat Indonesia lebih mandiri dalam menghadapi ancaman pandemi di masa depan.






