Cegah Leptospirosis: Kenali Sumber, Gejala, dan Tips Aman

Kesehatan351 Dilihat

VOXSULUT – Cegah Leptospirosis:Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mengeluarkan surat edaran pada awal Juli 2025 untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap leptospirosis dan virus hanta. Lonjakan kasus leptospirosis selama semester pertama tahun ini mendorong mereka mengambil langkah tersebut.

“Baca Juga: Konsumsi Timun Setiap Hari 5 Cara Sehat dan Kreatif“

Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru ulasan, rekomendasi, dan seputar dunia hiburan, Games, teknologi dan kesehatan baik lokal, nasional, maupun internasional, kamu bisa join di Channel WA VoxSulut.com dengan KLIK DI SINI.

18 Kasus Leptospirosis, 5 Pasien Meninggal

Sejak Januari hingga akhir Juni 2025, Yogyakarta mencatat 18 kasus leptospirosis. Dari jumlah tersebut, lima pasien meninggal akibat penyakit ini. Pada Selasa, 8 Juli 2025, Lana Unwanah selaku Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta menyampaikan data tersebut kepada publik.

Akibat peningkatan jumlah kasus tersebut, Dinas Kesehatan pun mengambil langkah lanjut. Mereka mulai memperkuat edukasi kepada masyarakat dan mendorong peningkatan upaya pencegahan penyakit yang bersumber dari lingkungan.

Apa Itu Leptospirosis?

Bakteri Leptospira menyebabkan penyakit leptospirosis. Bakteri ini menyebar melalui urine tikus atau hewan lain yang terinfeksi. Saat banjir, air tergenang sering membawa urine tersebut sehingga mempercepat penyebaran penyakit.

Manusia bisa terinfeksi melalui kontak langsung dengan air atau tanah yang tercemar. Bakteri Leptospira masuk ke tubuh melalui luka terbuka, atau lewat mata, hidung, dan mulut. Situs resmi Siloam Hospitals menyebut leptospirosis sebagai penyakit zoonosis, karena menular dari hewan ke manusia.

Fase Penyakit Leptospirosis

Leptospirosis memiliki dua fase perkembangan dalam tubuh manusia. Setiap fase menunjukkan gejala dan mekanisme penyebaran yang berbeda.

Fase Leptospiremia (Septisemik)

Fase awal ini terjadi dua hingga 14 hari setelah infeksi. Pada fase ini, bakteri Leptospira menyebar melalui darah. Pemeriksaan darah dibutuhkan untuk mendeteksi keberadaan bakteri di tahap ini.

Fase Imun

Pada fase ini, bakteri berpindah ke organ-organ seperti ginjal. Ginjal kemudian membuang bakteri melalui urine. Diagnosis leptospirosis di fase ini dilakukan melalui pemeriksaan urine.

Gejala Leptospirosis yang Harus Diwaspadai

Leptospirosis memiliki gejala yang sering disalahartikan sebagai flu biasa. Namun, ada ciri khas yang perlu dikenali sejak awal.

1. Demam Tinggi dan Menggigil

Penderita merasakan demam tinggi, menggigil, lemas, dan berkeringat secara berlebihan. Gejala tersebut biasanya muncul secara tiba-tiba.

2. Nyeri Otot, Terutama di Betis dan Punggung

Rasa nyeri muncul akibat peradangan otot. Lokasi paling sering terasa sakit yaitu betis dan punggung bagian bawah.

3. Mata Merah dan Perih

Peradangan pada mata menyebabkan mata tampak merah dan terasa nyeri. Gejala ini menyerupai konjungtivitis.

4. Gangguan Pencernaan

Penderita biasanya mengalami mual, muntah, dan diare. Kondisi ini sering menyebabkan dehidrasi jika tidak segera menangani gejalanya.

5. Kulit dan Mata Menguning

Jika infeksi mencapai organ hati, kulit dan mata penderita bisa terlihat kuning. Gejala ini menandakan kondisi cukup serius.

Tips Mencegah Leptospirosis Secara Efektif

Masyarakat perlu melakukan pencegahan sebagai langkah utama untuk melindungi diri dari leptospirosis. Berikut beberapa cara yang bisa diterapkan.

1. Gunakan Pelindung Saat Membersihkan Lingkungan

Kenakan sarung tangan karet dan sepatu boots saat membersihkan area rumah, got, atau saluran air. Perlengkapan ini melindungi kulit dari kontak langsung dengan air tercemar.

2. Biasakan Cuci Tangan dengan Sabun

Setelah beraktivitas di luar rumah, terutama saat kontak dengan air atau tanah, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

3. Tutup Luka dengan Perban Tahan Air

Jika Anda memiliki luka terbuka, segera tutup dengan perban anti air. Luka terbuka sangat rentan menjadi jalur masuknya bakteri.

4. Hindari Kontak Langsung dengan Air Banjir

Saat terjadi banjir, hindari bermain atau berjalan di air banjir. Air tersebut berisiko mengandung urine tikus yang mengandung bakteri.

5. Kendalikan Populasi Tikus

Jaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar. Simpan makanan dalam wadah tertutup. Jangan biarkan sampah menumpuk di rumah.

Virus Hanta Juga Perlu Diwaspadai

Selain leptospirosis, virus hanta juga menjadi perhatian. Virus ini juga berasal dari tikus dan menyebar lewat udara yang terkontaminasi kotoran atau air kencing tikus. Gejala awalnya mirip dengan flu, namun bisa berkembang menjadi masalah paru serius.

Dinas Kesehatan mengimbau warga agar menjaga kebersihan rumah, khususnya dapur dan tempat penyimpanan makanan. Jangan biarkan tikus bersarang atau berkeliaran di rumah.

Penutup: Kesadaran Masyarakat Sangat Dibutuhkan

Kesehatan lingkungan sangat mempengaruhi penyebaran penyakit seperti leptospirosis dan virus hanta. Dinas Kesehatan Yogyakarta terus mengedukasi masyarakat melalui kampanye dan surat edaran.

Pemerintah mengimbau warga untuk tetap waspada dan menjaga kebersihan lingkungan setiap hari. Segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala mencurigakan. Lakukan tindakan cepat dan pencegahan secara konsisten untuk melindungi diri dan keluarga dari penyakit.

“Baca Juga: Manchester City Siap Jual Grealish, Tiga Klub Siaga“

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *