VOXSULUT – Gaya hidup sehat kini menjadi tren di Asia Pasifik. Banyak orang mulai beralih ke suplemen alami untuk menjaga kebugaran dan mencegah penyakit.
Label “alami” sering dianggap aman dan bebas bahan kimia. Namun, para ahli mengingatkan bahwa anggapan ini belum tentu benar.
Banyak orang mengira mereka bisa mengonsumsi suplemen tanpa batas. Namun, tubuh menyimpan vitamin A, D, E, dan K saat Anda mengonsumsinya secara berlebihan. Kelebihan vitamin ini dapat memicu keracunan dan mengganggu fungsi organ tubuh.
“Baca Juga: Mayoritas CEO Optimistis dengan Peran Agentic AI“
Aturan Ketat Saja Tidak Cukup Tanpa Peran Konsumen
Pemerintah telah menetapkan peraturan ketat melalui BPOM No. 10 Tahun 2024 dan No. 24 Tahun 2023. Namun, tanggung jawab utama tetap ada di tangan konsumen.
Memilih suplemen yang aman dan tepat harus melalui pertimbangan kritis dan informasi yang akurat.
Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru ulasan, rekomendasi, dan seputar dunia hiburan, teknologi dan kesehatan baik lokal, nasional, maupun internasional, kamu bisa join di Channel WA VoxSulut.com dengan KLIK DI SINI.
Berikut tujuh mitos umum tentang suplemen alami yang perlu diluruskan:
1. Alami Bukan Berarti Aman
Bahan alami belum tentu bebas bahaya. Beberapa tanaman mengandung zat beracun seperti arsenik atau timbal.
Konsumsi tanpa aturan bisa merusak organ penting seperti ginjal dan hati. Misalnya, akar licorice dapat menyebabkan tekanan darah tinggi jika dikonsumsi berlebihan.
2. Suplemen Alami Tetap Perlu Dosis
Banyak orang mengira mereka bisa mengonsumsi suplemen tanpa batas. Namun, tubuh justru menyimpan vitamin seperti A, D, E, dan K jika Anda mengonsumsinya terlalu banyak. Kelebihan vitamin ini dapat memicu keracunan dan mengganggu fungsi organ tubuh.
3. Suplemen Tidak Bisa Gantikan Obat
Namun, beberapa orang masih percaya bahwa suplemen bisa menggantikan obat dokter. Padahal, suplemen hanya berfungsi sebagai pendukung, bukan pengganti terapi medis. Oleh karena itu, saat menghadapi penyakit kronis, Anda tetap perlu mengikuti arahan dan resep dari dokter.
4. Jangan Asal Campur Suplemen dan Obat
Menggabungkan suplemen dan obat tanpa saran medis bisa menimbulkan bahaya.
Contohnya, suplemen bawang putih bisa memperkuat efek obat pengencer darah. Ekstrak teh hijau juga bisa mengganggu kerja obat jantung.
Konsultasi dengan dokter menjadi langkah yang sangat penting.
5. Suplemen Bukan Pengganti Makanan Sehat
Suplemen tidak dapat menggantikan manfaat makanan alami.
Makanan utuh mengandung kombinasi nutrisi dan serat yang bekerja saling melengkapi. Sementara itu, suplemen hanya mengandung zat tertentu dalam bentuk terpisah.
6. Tidak Semua Suplemen Telah Teruji Ilmiah
Banyak konsumen terlalu percaya pada label “alami” tanpa mengecek bukti ilmiah.
Padahal, suplemen yang baik harus memiliki sertifikasi keamanan dan uji laboratorium dari pihak ketiga.
Penting untuk membaca label dengan teliti dan memilih merek yang transparan.
7. Efek Suplemen Tidak Sama untuk Semua Orang
Setiap orang memiliki kebutuhan dan respons tubuh yang berbeda terhadap suplemen. Kondisi kesehatan, alergi, dan obat yang dikonsumsi turut menentukan efeknya. Karena itu, Anda perlu berkonsultasi dengan tenaga medis sebelum mengonsumsi suplemen apa pun.
Gunakan Suplemen dengan Pendekatan Bijak
Suplemen, baik alami maupun sintetis, bisa membantu jika digunakan dengan tepat.
Setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda, tergantung kondisi dan tujuan kesehatannya.
Alex Teo menyarankan agar konsumen tidak hanya terpikat pada label “alami”.
Ia menekankan pentingnya kualitas, dosis, dan bukti ilmiah saat memilih produk suplemen.
Dengan informasi yang benar dan pendekatan kritis, Anda bisa membuat keputusan yang aman dan bermanfaat bagi kesehatan jangka panjang.
“Baca Juga: Liverpool Hampir Capai Kesepakatan Transfer Milos Kerkez“






