VOXSULUT – Bahaya Diet Ekstrem: Aktor sekaligus penyanyi Iqbaal Ramadhan mengaku jatuh sakit setelah menjalani diet ketat selama tiga bulan. Ia melakukan diet ekstrem demi totalitas dalam proses syuting film terbarunya, Mati Rasa. Namun, akibatnya, Iqbaal kini sering mengalami flu berat dan merasa kondisi tubuhnya menurun.
Kisah Iqbaal ini menjadi peringatan penting bagi banyak orang yang ingin menurunkan berat badan dengan cepat. Pola diet ekstrem mungkin terlihat efektif di awal, tetapi berisiko besar bagi kesehatan tubuh.
“Baca Juga: Manfaat Tomat untuk Jaga Imun dan Turunkan Kolesterol“
-
Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru ulasan, rekomendasi, dan seputar dunia hiburan, Games, teknologi dan kesehatan baik lokal, nasional, maupun internasional, kamu bisa join di Channel WA VoxSulut.com dengan KLIK DI SINI.
-
Sosial Media Tiktok Berita Kostum Baru Spider-Man
-
Berita Kostum Baru Spider-Man di Instragram Voxsulut.com
Diet Ekstrem dan Bahayanya bagi Tubuh
Menurut National Institute of Health, diet ketat adalah pola makan yang sangat membatasi kalori atau jenis makanan tertentu. Tujuannya memang untuk menurunkan berat badan dengan cepat. Namun, cara ini sering menyebabkan kekurangan nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh.
Penurunan berat badan dengan cara ekstrem tidak berkelanjutan. Selain itu, tubuh dapat mengalami gangguan serius seperti batu empedu, kehilangan massa otot, perlambatan metabolisme, dan kekurangan nutrisi penting.
1. Malnutrisi dan Kehilangan Energi
Diet ketat sering menyebabkan malnutrisi karena tubuh tidak menerima gizi seimbang. Kondisi ini membuat seseorang mudah lelah, rambut rontok, dan daya tahan tubuh menurun. Dalam jangka panjang, malnutrisi juga dapat menyebabkan anemia dan osteoporosis.
Tubuh memerlukan vitamin, mineral, dan protein untuk berfungsi dengan baik. Ketika asupan ini dibatasi, sel-sel tubuh tidak dapat bekerja optimal.
2. Sistem Kekebalan Tubuh Melemah
Diet ekstrem dapat melemahkan sistem imun karena tubuh kekurangan nutrisi penting seperti vitamin C, D, dan zat besi. Kekurangan ini membuat tubuh sulit melawan infeksi virus dan bakteri.
Akibatnya, seseorang lebih mudah terserang flu, demam, dan penyakit ringan lainnya. Inilah yang dialami Iqbaal setelah diet ekstrem. Ia menjadi lebih rentan terhadap penyakit karena daya tahan tubuh menurun.
3. Kadar Gula Darah Tidak Stabil
Ketika seseorang membatasi asupan karbohidrat dan protein terlalu ketat, kadar gula darah menjadi tidak stabil. Tubuh kehilangan sumber energi utama, sehingga muncul rasa lemas dan mudah lapar.
Dalam beberapa kasus, diet ekstrem juga mendorong seseorang untuk mengonsumsi makanan manis secara berlebihan. Hal ini menyebabkan lonjakan gula darah yang tajam, diikuti rasa lapar yang datang lebih cepat. Kondisi ini bisa berujung pada risiko diabetes tipe 2 jika terus dibiarkan.
4. Kehilangan Massa Otot dan Tulang
Ketika asupan kalori berkurang drastis, tubuh akan menggunakan protein dari otot sebagai sumber energi. Proses ini menyebabkan otot melemah dan massa otot berkurang.
Pada kondisi ekstrem, diet seperti ini bisa menyebabkan atrofi otot jantung. Dampaknya sangat serius karena dapat menimbulkan gangguan irama jantung atau aritmia.
Selain itu, kehilangan massa otot menurunkan metabolisme tubuh. Akibatnya, berat badan lebih mudah naik kembali setelah diet selesai.
5. Risiko Dehidrasi Meningkat
Diet ekstrem sering menyebabkan dehidrasi karena tubuh kehilangan banyak cairan di awal penurunan berat badan. Hal ini terjadi karena kadar glikogen dalam tubuh menurun.
Glikogen berfungsi mengikat air dalam tubuh. Ketika jumlahnya turun, tubuh kehilangan cairan lebih cepat. Akibatnya, muncul gejala seperti kram otot, sakit kepala, sembelit, dan kelelahan.
Bahaya Diet Ekstrem: Diet Sehat Lebih Aman untuk Jangka Panjang
Kasus Iqbaal Ramadhan menunjukkan bahwa diet ekstrem bisa berbahaya bagi kesehatan. Penurunan berat badan sebaiknya dilakukan dengan cara sehat dan bertahap.
Pilihlah pola makan seimbang dengan nutrisi lengkap. Lengkapi dengan olahraga rutin, istirahat cukup, dan hidrasi yang baik. Cara ini lebih aman dan membantu menjaga tubuh tetap bugar tanpa risiko kesehatan jangka panjang.
“Baca Juga: Liverpool Kalah Lagi, Manchester United Curi Poin di Anfield“