VOXSULUT – Waspadai Leptospirosis: Setiap musim hujan, wilayah Jabodetabek dan daerah lain di Indonesia sering mengalami banjir. Kondisi ini tidak hanya mengganggu aktivitas warga, tetapi juga meningkatkan risiko berbagai penyakit berbahaya.
Salah satu penyakit yang sering muncul setelah banjir adalah leptospirosis. Penyakit ini perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan gangguan serius pada tubuh, bahkan kematian.
“Baca Juga: Waspada! Inhaler Thailand Terkontaminasi Mikroba Berbahaya“
-
Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru ulasan, rekomendasi, dan seputar dunia hiburan, Games, teknologi dan kesehatan baik lokal, nasional, maupun internasional, kamu bisa join di Channel WA VoxSulut.com dengan KLIK DI SINI.
Pusat hiburan -
Sosial Media Tiktok Berita Kostum Baru Spider-Man
-
Berita Kostum Baru Spider-Man di Instragram Voxsulut.com
Apa Itu Leptospirosis dan Bagaimana Penyakit Ini Menyerang?
Leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira. Bakteri ini dapat berpindah dari hewan ke manusia melalui air atau tanah yang terkontaminasi. Biasanya, penularan terjadi saat seseorang bersentuhan langsung dengan air banjir yang mengandung urine hewan terinfeksi.
Menurut laporan NWS Health (3 November 2025), penyakit ini bisa menyebabkan gejala ringan seperti flu hingga komplikasi berat. Beberapa komplikasi yang bisa muncul antara lain kerusakan ginjal, gangguan hati, meningitis, serta masalah pernapasan.
Cara Leptospirosis Menyebar ke Manusia
Leptospirosis menyebar terutama melalui air kencing hewan yang membawa bakteri Leptospira. Banyak jenis hewan dapat menjadi pembawa penyakit ini, seperti tikus, anjing, babi, sapi, hingga kuda.
Ketika hewan-hewan ini buang air di lingkungan terbuka, mereka meninggalkan bakteri di air atau tanah. Air banjir yang bercampur dengan kotoran tersebut kemudian mengalir ke sungai, danau, atau selokan, dan dapat menyebarkan bakteri ke banyak tempat.
Setelah banjir besar, risiko penularan meningkat karena banyak warga beraktivitas di air banjir tanpa pelindung. Akibatnya, wabah leptospirosis bisa terjadi di beberapa wilayah sekaligus.
Gejala Awal dan Fase Penyakit Leptospirosis
Seseorang biasanya mulai sakit 2 hingga 30 hari setelah terpapar bakteri. Penyakit ini memiliki dua fase yang perlu diwaspadai.
Pada fase pertama, penderita dapat mengalami demam tinggi, menggigil, sakit kepala, nyeri otot, muntah, atau diare. Beberapa orang mungkin merasa sembuh untuk sementara waktu, tetapi penyakitnya bisa kambuh kembali dengan gejala yang lebih berat.
Pada fase kedua, penderita bisa mengalami gagal ginjal atau gagal hati, bahkan radang otak dan sumsum tulang belakang (meningitis). Kondisi ini sangat berbahaya dan membutuhkan perawatan medis segera.
Durasi dan Dampak Penyakit Jika Tidak Diobati
Leptospirosis bisa berlangsung dari beberapa hari hingga beberapa minggu. Tanpa pengobatan yang tepat, proses pemulihan bisa memakan waktu berbulan-bulan.
Bakteri Leptospira menyerang organ penting dan melemahkan daya tahan tubuh. Karena itu, siapa pun yang mengalami demam atau nyeri otot setelah terkena air banjir harus segera memeriksakan diri ke dokter.
Langkah Pencegahan yang Bisa Dilakukan
Masyarakat dapat mencegah leptospirosis dengan langkah sederhana namun efektif. Gunakan sepatu bot dan sarung tangan karet saat membersihkan rumah setelah banjir. Hindari kontak langsung dengan air banjir, terutama jika memiliki luka terbuka.
Selain itu, jaga kebersihan lingkungan dan hindari membiarkan sampah atau makanan terbuka yang bisa menarik hewan pengerat. Pemerintah daerah juga perlu meningkatkan sosialisasi tentang bahaya penyakit ini, terutama saat curah hujan meningkat.
Kesimpulan
Leptospirosis bukan sekadar penyakit ringan yang muncul setelah banjir. Penyakit ini dapat menyerang berbagai organ tubuh dan membahayakan nyawa.
Dengan menjaga kebersihan, menghindari kontak langsung dengan air banjir, serta segera memeriksakan diri saat gejala muncul, masyarakat dapat melindungi diri dari ancaman penyakit ini.
“Baca Juga: Jadwal Lengkap Liga Champions 5–6 November 2025 di SCTV“






