Bagian Otak yang Bisa Picu Koma dan Penjelasannya

Kesehatan322 Dilihat

VOXSULUT – Bagian Otak yang Bisa Picu Koma: Pangeran Arab Saudi, Al-Waleed bin Khaled bin Talal Al Saud, meninggal dunia di usia 36 tahun.
Ia dikenal luas sebagai “Pangeran Tidur” karena hidup dalam kondisi koma selama dua dekade.

Kondisi koma itu bermula dari kecelakaan mobil yang ia alami pada tahun 2005.
Saat itu, Al-Waleed sedang menempuh pendidikan di akademi militer di London dan masih berusia 15 tahun.

“Baca Juga: Pantangan Makanan dan Minuman bagi Penderita OAB“

Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru ulasan, rekomendasi, dan seputar dunia hiburan, Games, teknologi dan kesehatan baik lokal, nasional, maupun internasional, kamu bisa join di Channel WA VoxSulut.com dengan KLIK DI SINI.

Cedera Otak Jadi Penyebab Koma Berkepanjangan

Kecelakaan tersebut menyebabkan cedera otak berat disertai pendarahan internal.
Akibatnya, Al-Waleed kehilangan kesadaran total dan tidak pernah bangun kembali.

Ia kemudian dirawat di King Abdulaziz Medical City di Riyadh, Arab Saudi.
Selama dua puluh tahun berikutnya, keluarganya terus memberikan dukungan medis penuh.

Ayahnya rutin membagikan momen keluarga yang berdoa untuk kesembuhan Al-Waleed.
Dukungan itu tetap konsisten hingga ia menghembuskan napas terakhir pada 2025.

Apa Itu Koma dan Apa yang Terjadi di Otak?

Koma adalah kondisi kehilangan kesadaran total.
Penderitanya tidak bisa merespons rangsangan fisik maupun suara di sekitarnya.

Menurut Brain Foundation, aktivitas otak dalam kondisi koma sangat rendah.
Meskipun masih hidup, penderita tidak menunjukkan tanda-tanda kewaspadaan atau kesadaran.

Beberapa pasien bisa menunjukkan perkembangan kesadaran secara perlahan.
Namun, tidak sedikit yang tetap dalam kondisi vegetatif atau kesadaran minimal.

Tingkat ketidaksadaran tergantung pada bagian otak yang terdampak dan seberapa parah kerusakannya.

Dua Area Otak yang Memicu Terjadinya Koma

Penyebab utama koma biasanya berkaitan dengan dua bagian penting otak.
Bagian tersebut adalah hemisfer serebral dan sistem aktivasi retikuler (RAS).

1. Hemisfer Serebral
Kerusakan pada kedua sisi hemisfer serebral dapat memicu koma.
Jika hanya satu sisi yang rusak, biasanya tidak langsung menyebabkan kehilangan kesadaran total.

Namun, jika kerusakan menekan sisi otak yang masih sehat, risiko koma meningkat.
Misalnya, pembengkakan otak akibat stroke bisa menekan sisi sebaliknya dan memicu koma.

2. Sistem Aktivasi Retikuler (RAS)
RAS adalah jaringan saraf di batang otak yang mengatur kewaspadaan.
Gangguan pada RAS atau koneksinya dengan hemisfer serebral dapat menyebabkan koma.

Jika RAS tidak berfungsi, seseorang bisa kehilangan kesadaran meskipun otak besar masih aktif.

Faktor Penyebab Gangguan Fungsi Otak

Gangguan pada kedua bagian otak tadi bisa terjadi karena berbagai penyebab.
Kondisi medis seperti hipoglikemia, hipoksia, dan uremia dapat memicu gangguan kesadaran.

Beberapa kasus disebabkan oleh overdosis obat-obatan atau paparan zat toksik tertentu.
Efek samping pengobatan dan gangguan metabolik juga bisa memengaruhi kerja otak secara keseluruhan.

Selain itu, cedera fisik pada otak atau perdarahan juga dapat merusak struktur vital seperti RAS.
Semua kondisi ini dapat menyebabkan koma jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.

Kematian Al-Waleed Jadi Pengingat Bahaya Cedera Otak

Kisah hidup Al-Waleed bin Khaled bin Talal menjadi pengingat tentang dampak serius cedera otak.
Meskipun dukungan medis terus diberikan, kondisi koma bisa berlangsung bertahun-tahun.

Selama dua dekade, keluarga Al-Waleed berharap keajaiban bisa terjadi.
Namun, kondisi neurologisnya tidak menunjukkan perkembangan signifikan.

Kini, dunia kembali menyoroti pentingnya penanganan cepat pada cedera kepala.
Pemeriksaan dini dan perawatan intensif sangat penting untuk mencegah risiko koma berkepanjangan.

“Baca Juga: Bisakah Barcelona Daftarkan Marcus Rashford ke La Liga?“

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *