VOXSULUT – Teknologi Fashdu: Metode Pengobatan – Mengawetkan makanan dengan radiasi nuklir masih terdengar menakutkan bagi banyak orang. Tragedi seperti Chernobyl dan Fukushima sering memunculkan kekhawatiran tentang keselamatan teknologi nuklir.
Namun, para peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) justru melihat potensi besar teknologi ini. Mereka mengembangkan metode iradiasi pangan untuk memperpanjang umur simpan makanan secara aman dan efisien.
Koordinator Kelompok Riset Radiasi Dekontaminasi BRIN, Murni Indarwatmi, mengatakan stigma negatif masih kuat melekat pada teknologi ini. Padahal, iradiasi nuklir sudah lazim digunakan di banyak negara maju tanpa risiko kesehatan.
“Baca Juga: Kelebihan dan Kekurangan Internet Satelit Seperti Starlink“
Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru ulasan, rekomendasi, dan seputar dunia hiburan, Games, teknologi dan kesehatan baik lokal, nasional, maupun internasional, kamu bisa join di Channel WA VoxSulut.com dengan KLIK DI SINI.
Iradiasi Memperpanjang Umur Simpan dan Menjaga Kualitas
Teknologi iradiasi mampu membunuh mikroorganisme penyebab pembusukan. Proses ini juga bisa mencegah pertumbuhan jamur dan memperpanjang umur simpan bahan makanan.
BRIN telah menerapkan teknologi ini untuk kebutuhan ekspor makanan. Namun, mereka belum menjual produk iradiasi di pasar domestik karena masyarakat masih menaruh curiga terhadap istilah “nuklir”.
Di negara-negara seperti Jepang, Amerika Serikat, dan Prancis, metode ini sudah menjadi hal biasa. Mereka menggunakan iradiasi untuk buah, sayur, rempah, dan makanan laut.
BRIN Gunakan Akselerator Elektron Sebagai Alternatif
Untuk mengatasi stigma nuklir, BRIN mulai mengembangkan teknologi iradiasi berbasis listrik sejak 2022. Teknologi ini tidak melibatkan isotop radioaktif.
BRIN menggunakan alat bernama Akselerator Elektron Energi Tinggi (AEET). Mereka membangun alat ini di Kawasan Sains dan Teknologi G.A. Siwabessy, Jakarta Selatan.
AEET bekerja dengan memancarkan berkas elektron berenergi tinggi yang mampu mensterilkan makanan tanpa menyisakan radiasi berbahaya. Alat ini terbukti efisien dan aman digunakan.
Dengan teknologi ini, BRIN ingin memberikan solusi pengawetan yang bebas dari ketakutan publik terhadap kata “nuklir”.
Masyarakat Perlu Edukasi Soal Keamanan Iradiasi
Murni Indarwatmi menegaskan bahwa iradiasi makanan bukan hal baru dalam dunia ilmu pengetahuan. Teknologi ini telah melalui banyak kajian dan pengawasan ketat di tingkat global.
Namun, pemahaman masyarakat tentang iradiasi masih rendah. Banyak yang menyamakan proses ini dengan bahan radioaktif yang membahayakan tubuh, padahal faktanya sangat berbeda.
BRIN terus berupaya memberi edukasi soal iradiasi melalui seminar, publikasi, dan uji publik. Tujuannya agar masyarakat makin percaya dan terbuka terhadap inovasi ini.
Iradiasi Bisa Jadi Solusi Ketahanan Pangan
Dalam kondisi darurat atau krisis pangan, iradiasi bisa menjadi metode efektif untuk menjaga kualitas bahan makanan. Teknologi ini mampu mengurangi pemborosan akibat makanan cepat rusak.
Selain itu, iradiasi cocok digunakan untuk menjaga pasokan makanan dalam rantai distribusi jarak jauh. Misalnya untuk ekspor atau bantuan logistik bencana.
BRIN melihat masa depan iradiasi sebagai bagian penting dari strategi ketahanan pangan nasional. Dengan dukungan regulasi dan edukasi publik, teknologi ini bisa diterima lebih luas.
“Baca Juga: Sancho Gagal ke Juventus Gara-Gara Pemain Muda Portugal“






