VOXSULUT – Jepang Kembangkan AI Canggih:Konsorsium di Jepang yang melibatkan Fujitsu Ltd. saat ini sedang mengembangkan platform kecerdasan buatan untuk memeriksa fakta di Internet. Selain itu, proyek ini melibatkan sembilan organisasi, termasuk National Institute of Informatics, NEC Corp., serta beberapa universitas ternama. Mereka juga menargetkan penyelesaian proyek pada akhir tahun fiskal 2025.
“Baca Juga: iPhone 17 Diprediksi Rilis Awal September 2025“
-
Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru ulasan, rekomendasi, dan seputar dunia hiburan, Games, teknologi dan kesehatan baik lokal, nasional, maupun internasional, kamu bisa join di Channel WA VoxSulut.com dengan KLIK DI SINI.
-
Sosial Media Tiktok Berita Kostum Baru Spider-Man
-
Berita Kostum Baru Spider-Man di Instragram Voxsulut.com
Ancaman Disinformasi di Masa Krisis
Informasi palsu sering muncul saat bencana besar dan menjelang pemilu. Disinformasi dapat memperburuk kondisi krisis dengan menyebarkan rasa panik. Oleh karena itu, konsorsium melihat perlunya sistem otomatis yang mampu melakukan verifikasi cepat.
Cara Kerja Sistem Pemeriksa Fakta
AI yang dikembangkan dirancang untuk menganalisis klaim, mengumpulkan data pendukung, dan menilai keaslian informasi. Dai Yamamoto, Direktur Senior Proyek di Fujitsu, menjelaskan sistem ini memudahkan publik membuat penilaian cepat. Biasanya, pemeriksaan fakta membutuhkan waktu lama. Dengan sistem ini, proses verifikasi bisa dilakukan hanya dalam hitungan detik.
Uji Coba dengan Kasus Nyata
Pada Mei lalu, Yamamoto melakukan uji coba dengan klaim palsu yang menyebut pencuri asing mendatangi wilayah gempa Noto. Sistem AI langsung menampilkan hasil bahwa klaim tersebut salah. Sistem juga menampilkan artikel surat kabar yang memuat informasi berlawanan. Artikel tersebut berasal dari media dengan tingkat akurasi tinggi. Hasil uji coba ini menunjukkan kemampuan AI dalam memberikan bukti pendukung yang jelas.
Pendanaan dan Dukungan Pemerintah
Proyek ini memperoleh pendanaan Rp660 miliar dari New Energy and Industrial Technology Development Organization. Lembaga pemerintah Jepang tersebut menilai disinformasi sebagai masalah serius yang membutuhkan solusi teknologi. Selain itu, dukungan ini memungkinkan pengembang mempercepat riset sekaligus memperluas jangkauan sistem.
Teknologi yang Digunakan
Sistem ini menggunakan model bahasa besar yang berfokus melawan informasi palsu. Selain itu, platform ini mampu mendeteksi teks, gambar, dan video palsu atau deepfake. AI juga mengenali karakteristik gambar buatan dengan akurasi tinggi. Dengan demikian, kemampuan ini membantu publik melindungi diri dari manipulasi visual yang sering menimbulkan kebingungan.
Menjawab Kekhawatiran Publik
Kekhawatiran masyarakat terhadap disinformasi semakin meningkat seiring berkembangnya teknologi digital. Lebih jauh, video palsu tentang bencana atau isu politik menimbulkan kerugian besar. Untuk menghadapi tantangan tersebut, konsorsium Jepang menghadirkan platform AI sebagai solusi nyata. Selain itu, mereka menekankan pentingnya kolaborasi antara perusahaan teknologi, akademisi, dan pemerintah.
Harapan di Masa Depan
Jika proyek ini berhasil, Jepang akan memiliki sistem canggih untuk melawan disinformasi daring. Teknologi ini dapat menjadi model bagi negara lain. Dengan sistem pemeriksa fakta otomatis, publik bisa lebih cepat membedakan informasi benar dan palsu. Harapannya, dampak buruk disinformasi saat bencana maupun pemilu dapat ditekan.
Kesimpulan: Jepang Kembangkan AI Canggih
Jepang memberi perhatian besar pada ancaman disinformasi. Konsorsium yang melibatkan Fujitsu, NEC, dan akademisi bekerja sama menciptakan solusi nyata. Selain itu, dukungan pendanaan besar mempercepat pemanfaatan sistem oleh publik. Dengan begitu, kehadiran platform pemeriksa fakta AI menjadi langkah penting yang melindungi masyarakat dari informasi palsu.
“Baca Juga: Arsenal Tegas Tolak Proposal Real Madrid untuk William Saliba“






