NASA Fokus Siapkan Artemis II Meski Pemerintah AS Shutdown

Teknologi12 Dilihat

VOXSULUT Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) tetap fokus menyiapkan misi Artemis II meski pemerintah federal menghadapi shutdown selama satu bulan. Ribuan pegawai dan kontraktor terus bekerja tanpa menerima gaji demi menjaga jadwal peluncuran yang direncanakan pada Februari mendatang.

Shutdown terjadi karena Kongres gagal mengesahkan anggaran fiskal 2026. Namun, NASA memilih tetap menjalankan operasi penting agar misi ke bulan tidak tertunda.

“Baca Juga: Inovasi Nike Project Amplify, Sepatu dengan Tenaga Robotik“


Tim NASA Tetap Bekerja di Tengah Ketidakpastian

Di Pusat Antariksa Kennedy, Florida, para teknisi bekerja keras memastikan roket Space Launch System (SLS) dan kapsul Orion siap meluncur tepat waktu. Dalam empat minggu terakhir, mereka telah menyelesaikan tahapan penting, termasuk menempatkan Orion di atas SLS, yang menandai selesainya tahap perakitan utama misi Artemis II.

Menurut pejabat NASA, proyek ini tidak boleh berhenti demi keselamatan awak dan keandalan sistem penerbangan. Mereka menegaskan bahwa pekerjaan pada Artemis II tetap menjadi prioritas selama masa krisis politik.

“Semua pekerjaan dalam Artemis II bertujuan melindungi aset penting dan mencegah risiko bagi kru,” kata pejabat NASA, dikutip dari Ars Technica pada 29 Oktober 2025.


Artemis II Jadi Misi Penting Menuju Eksplorasi Bulan

Misi Artemis II akan menjadi penerbangan berawak pertama yang menggunakan kapsul Orion dan roket SLS. Selama 10 hari, awak akan mengitari sisi jauh bulan sebelum kembali ke bumi.

Misi ini menjadi langkah penting menuju Artemis III, yang akan mengirim manusia kembali ke permukaan bulan. Karena itu, NASA tidak ingin jadwal terganggu oleh hambatan politik atau keuangan.

Pejabat NASA menyebut, kontrak pendanaan masih berlaku hingga awal November. Mereka memastikan para pekerja memiliki izin untuk melanjutkan pekerjaan tanpa gangguan administratif.


Shutdown Mulai Pengaruhi Efisiensi dan Jadwal Misi

Meski operasi tetap berjalan, shutdown mulai memunculkan ketidakefisienan di berbagai sektor pendukung. Gangguan kecil seperti keterlambatan pengiriman suku cadang dan komunikasi antar lembaga mulai terlihat.

Kirk Shireman, Wakil Presiden sekaligus Manajer Program Orion di Lockheed Martin, mengatakan bahwa gangguan kecil itu bisa berubah menjadi masalah besar jika shutdown berlanjut.

“Saya pikir kita semakin mendekati titik di mana dampaknya akan signifikan,” ujarnya. “Masalah ini lebih berkaitan dengan infrastruktur pendukung yang melibatkan banyak pihak.”


Dampak Shutdown Terhadap Industri Antariksa

Shireman menegaskan bahwa setiap aspek kehidupan manusia terhubung dengan pemerintah. Ketika pemerintah berhenti beroperasi, dampaknya meluas ke sektor industri, termasuk antariksa.

Sebagai mantan pimpinan program Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), ia mengingat shutdown selama 35 hari yang pernah melumpuhkan banyak proyek penting. Ia memperingatkan bahwa perusahaan kecil di sektor antariksa mungkin tidak mampu bertahan jika pendanaan tertunda terlalu lama.

“Orang-orang dan perusahaan tidak menerima bayaran, dan mereka tidak bisa terus bekerja tanpa kepastian,” kata Shireman.


Harapan NASA di Tengah Kebuntuan Politik

Shireman berharap kebuntuan antara Kongres dan Senat segera berakhir agar anggaran baru dapat disahkan. Tanpa kepastian pendanaan, setiap keterlambatan kecil dapat menunda jadwal peluncuran Artemis II hingga satu bulan.

Dengan jendela peluncuran yang hanya terbuka beberapa hari setiap bulan, NASA menghadapi tekanan besar untuk tetap tepat waktu dan aman.

Di tengah ketidakpastian politik di Washington, NASA terus berkomitmen menjalankan misinya membawa manusia lebih jauh ke luar angkasa. Semangat para ilmuwan dan teknisi menjadi bukti bahwa eksplorasi luar angkasa tetap berjalan, bahkan di saat bumi menghadapi krisis.

“Baca Juga: Prediksi Skor Club Brugge vs Barcelona 6 November 2025“

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *